NUNUKAN – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nunukan secara resmi merilis data pertumbuhan ekonomi dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Nunukan Triwulan I tahun 2025.
Kepala BPS Nunukan, Iskandar Ahmaddien bersama Ketua Tim Neraca Wilayah dan Analisis Statistik (Nerwilis), Andi Dalfiah, memaparkan sejumlah indikator kunci yang mencerminkan dinamika ekonomi daerah, pada 17 Juni 2025.
Berdasarkan data yang disampaikan, ekonomi Nunukan pada Triwulan I 2025 mencatat pertumbuhan sebesar 3,55% secara tahunan (year-on-year/Y-on-Y), meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Namun demikian, secara kuartalan (quarter-to-quarter/Q-to-Q), terjadi kontraksi sebesar -3,27%, menandakan adanya perlambatan dibandingkan dengan Triwulan IV 2024. Sementara itu, secara kumulatif (cumulative-to-cumulative/C-to-C), pertumbuhan juga tercatat di angka yang sama, yakni 3,55%.
“Pertumbuhan tahunan ini menunjukkan bahwa struktur ekonomi Kabupaten Nunukan tetap tangguh di tengah tekanan eksternal, namun kontraksi triwulanan menandakan perlunya kewaspadaan terhadap fluktuasi musiman, terutama pada sektor-sektor utama,” kata Iskandar Ahmaddien.
Nilai PDRB Kabupaten Nunukan pada Triwulan I 2025 tercatat sebesar Rp10,34 triliun (ADHB) dan Rp4,66 triliun (ADHK). Dengan capaian tersebut, kontribusi Nunukan terhadap PDRB Provinsi Kalimantan Utara mencapai 27,07%, mempertegas peran strategis kabupaten perbatasan ini dalam pembangunan ekonomi regional.
Kontraksi ekonomi secara kuartalan disebut sebagai sinyal penting bagi Pemerintah Kabupaten Nunukan untuk meninjau kembali strategi penguatan sektor-sektor produktif, terutama pertanian, perikanan, dan perdagangan lintas batas yang selama ini sangat bergantung pada kondisi musiman.
“Meski secara tahunan positif, kita harus mengantisipasi kontraksi jangka pendek yang berulang setiap awal tahun. Ini bisa memengaruhi perencanaan fiskal dan penganggaran daerah,” jelas Andi Dalfiah.
Menanggapi kondisi tersebut, BPS Kabupaten Nunukan merekomendasikan empat langkah strategis kepada pemerintah daerah untuk menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi:
1. Penguatan Hilirisasi Pertanian dan Perikanan: Mendorong pengembangan industri pengolahan di tingkat lokal guna meningkatkan nilai tambah dan ketahanan pasar.
2. Digitalisasi UMKM dan Perdagangan Perbatasan: Memperluas akses digital untuk pelaku usaha kecil dan menengah serta memfasilitasi ekspansi pasar melalui platform daring.
3. Peningkatan Infrastruktur Ekonomi: Mempercepat pembangunan infrastruktur logistik dan transportasi, terutama di wilayah terpencil dan pesisir.
4. Pemanfaatan Data Statistik Terpadu: Mengintegrasikan data sektoral dalam perencanaan pembangunan daerah berbasis kebijakan yang berbasis bukti (evidence-based policy).
“Dengan langkah-langkah konkret ini, kami harap pemerintah daerah dapat mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi Nunukan dan menjadikannya lebih inklusif serta berkelanjutan,” tutup Iskandar.